Wednesday, July 31, 2013

TRUE STORY ; PLEASE FORGIVE ME





KISAH BENAR : Maafkan Cikgu...



Saya mengajar di sekolah rendah di tengah2 Bandaraya Kuala Lumpur. Saya mengajar sesi petang. Salah seorang murid saya setiap hari datang lambat ke sekolah. Kasut dan bajunya selalu kotor.



I am a Teacher at one of the Primary School in the heart of Kuala Lumpur.  I am on the afternoon session.  One of my student always come in late to class. His uniform and shoes look dirty always.



Setiap kali saya bertanya tentang baju dan kasutnya dia hanya berdiam diri. Saya masih bersabar dengan keadaan pakaiannya, tetapi kesabaran saya tercabar dengan sikapnya yang setiap hari datang lambat.



Every time I ask him about his uniform and shoes that always dirty, he just keep quiet and bow his head down.  I think I can accept that dirty uniform and shoes, but my patience running dry and really test me when he make it a habit of coming late to school everyday.



Pada mulanya saya hanya memberi nasihat. Dia hanya menundukkan kepala tanpa berkata2 kecuali anggukkan yang seolah2 dipaksa. 




As usual, I give him a sermon about cleanliness and punctuality, every time he keep looking down and shake his head in agreement forcefully, to indicate that he understood every single words I said.


Kali kedua saya memberi amaran, dia masih juga mengangguk tetapi masih juga datang lambat keesokannya. 


After gave him a second and sternned warning with a promised to can him if he does not change, he shake his head in agreement to indicated that he understood and yet he still coming late to school as usual, the very next day. 


Kali ketiga saya terpaksa menjalankan janji saya untuk memukulnya kalau masih lambat.


And after the third warning and last warning, I have to keep my promised to can him if he still coming late to school.


Anehnya dia hanya menyerahkan punggungnya untuk dirotan. Airmata saja yang jatuh tanpa sepatah kata dari mulutnya. 



Surprising though, he allow his back side to be canned without protest.  He is crying a silent tears without saying a word.


Keesokan harinya dia masih juga lambat, dan saya memukulnya lagi. Namun ia masih tetap datang kesekolah dan masih tetap lambat. 


And yet, the very next day, he still coming late to school and I canned  him again.  Over and over again, day after day, after being canned, surprising though, he still come back to school and as usual late.



Suatu hari saya bercadang untuk mengintipnya ke rumahnya. Setelah mendapatkan alamatnya, saya meneruskan niat saya. Dia tinggal di sebuah kawasan setinggan tidak berapa jauh dari sekolah. Keadaan rumahnya sangat daif. 



One day I decided to follow him home.  I am curious about his family.  After checking his address from the school administrator, I am start searching for his house.  He live at the poor  area in a run down and shabby house on the other people land meaning they live there on the permission and charity by the Landlord and any time they can be ask to leave when the Landlord ask them to do so without compensation.

.

Saya nampak murid saya itu sedang berdiri di depan rumahnya dalam keadaan gelisah. Seorang wanita yang mungkin ibunya juga kelihatan gelisah.



I saw him standing infront of their house with his mother.  They look tensed.




Lebih kurang pukul 1.30 petang seorang anak lelaki sedang berlari2 sekuat hati menuju ke rumah itu. Sambil berlari dia membuka baju sekolahnya. Sampai di depan rumah baju dan kasutnya diserahkan pula kepada murid saya yang terus bergegas memakainya. Sebelum pakaian sekolah sempurna dipakai, dia sudah berlari ke arah sekolah. 




At about 1:30 p.m a boy running look like as a  group  of hungry Lion chasing him running with his mighty speed,  toward the house. While still running he take off his uniform and shoes at the same time.  Once he reach the house. the uniform and the shoes was hand over to my student and he put it on with the help of his mother.   He tuck in his shirt while running toward the school.



Saya kembali ke sekolah dengan penuh penyesalan. Saya memanggil anak itu sambil menahan airmata yang mula tergenang. 



"Maafkan cikgu. Tadi cikgu pergi ke rumah kamu dan memerhatikan kamu dari jauh. Siapa yang berlari memberikan kamu baju tadi?" 



I come back to school with heavy heart and heavy feeling. I call him  with the tears in my eyes.


"Please forgive me, I went to your house and saw you and your mother from a far.  Who is that the boy who is running and give you his uniform?"


Dia terkejut dan wajahnya berubah. 


"Itu abang saya. Kami kongsi baju dan kasut sebab tak ada baju lain. Itu saja baju dan kasut yang ada. Maafkan saya, cikgu." Jawabnya 



He look at me in disbelieve and his face changed with shock.


"He is my brother Sir.  We share the school uniform and shoes because we don't have other uniform since mother could'nt afford it.  It is the only one we have.  Please forgive me Sir"



"Kenapa kamu tak beritahu cikgu dan kenapa kamu biarkan saja cikgu pukul kamu?" 



"Why didn't you  inform me about it and why  you let me canned you everyday?"



"Mak pesan, jangan meminta2 pada orang, jangan ceritakan kemiskinan kita pada orang. Kalau cikgu nak pukul serahkan saja punggung kamu." 



"My mother reminded us that we must not ask favours from people, never let other people know that we are poor.  If the teacher want to punish us because of this problem, just let them can us."



Sambil menahan airmata yang mula berguguran saya memeluk anak itu,



Blinded by tears in my eyes, I tried very hard not to cry as I hugging the small and fragile body.



 "Maafkan cikgu, ......Cikgu akan cuba bantu.".



"Am sorry, please forgive me.....I will try to help you"


Translation by AIN YoLI

No comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...